Pentingnya belajar bahasa ibu sebelum mempelajari Bahasa Asing.
Kapan sebaiknya anak Indonesia mulai belajar Bahasa Asing?
Tentunya sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita sepakati bersama beberapa pengertian yang ada pada tulisan ini, setelah itu kita akan mengupasnya satu per satu. Pengertian-pengertian tersebut adalah:
1) Bahasa Ibu
Bahasa Ibu adalah bahasa yang pertama diperkenalkan oleh anak ketika dia lahir hingga usia memahami pembicaraan, dalam hal ini biasanya antara taman kanak-kanak sampai SD atau secara spesifik lagi pada saat anak mulai belajar baca tulis.
Proses belajar-mengajar yang umum terjadi dalam belajar bahasa adalah :
- Mendengar dan mencoba memahami; apakah ketika seorang bayi yang lahir akan langsung belajar struktur bahasa, seperti subjek, predikat, objek dan sebagainya? tentu jawabannya tidak mungkin, karena bayi belum bisa bicara. Bayi akan belajar mendengar terlebih dahulu apa yang ada disekitarnya, seperti Papa, Mama, Kakak dan sebagainya. Apa yang didengar oleh bayi ini lah yang dinamakan bahasa ibu. Jadi bukan hanya Bahasa Indonesia, ketika bayi terlahir dalam keluarga Sumatera Barat misalnya, maka bahasa ibu si bayi adalah bahasa Sumatera Barat, demikian juga apabila si bayi terlahir dalam keluarga yang banyak menggunakan bahasa Sunda, maka bahasa ibu nya adalah bahasa sunda.
- Meniru pengucapan, mengucapkan kembali dan berlatih berbicara, mengamati dan mencoba memahami ; Setelah mendengar dengan baik, maka pada tahapan ini bayi yang telah meningkat umur dan perkembangan otaknya atau bisa dikatakan BALITA (Bawah Lima Tahun) mulai berlatih bicara, tentunya dimulai dari apa yang sering mereka dengar terlebih dahulu. Sering kita dapati pengucapan yang salah, seperti jalan menjadi tatah dan sebagainya. Tapi mereka terus belajar hingga dapat mengucapkan setiap kata dengan tepat. Pada fase ini anak tidak hanya belajar mengucapkan kata, akan tetapi mereka bisa meniru kalimat-kalimat dan tanpa mereka sadari mereka mulai memahami penyusunan kalimat yang benar berdasarkan bahasa ibu mereka. Ada beberapa kosakata yang mereka dengar dari berbagai media dan disini mereka butuh pendamping (orang tua) dalam menganalisa kosa-kata serta kalimat yang mereka dengar untuk dipahami dengan bahasa yang mereka pahami. Sekali lagi proses mendengar dan berbicara ini terjadi secara komprehensif dengan menggunakan bahasa ibu.
Dari 2 tahapan pertama diatas dapat kita lihat bersama bagaimana peran bahasa ibu. Jika orang tua menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa utama di keluarga, maka anak akan memulai bahasa ibu nya dengan bahasa Mandarin, demikian juga jika orang tua menggunakan Bahasa Jawa, Bahasa Inggris dan lainnya. Bahasa yang masuk setelah itu disebut dengan Bahasa Kedua. Untuk mempelajari Bahasa Kedua sebaiknya tidak dimulai pada fase (tahapan) ini, kenapa? karena akan menganggu proses pemahaman anak akan sebuah objek. Biarkan fase ini berjalan natural. Otak memerlukan informasi dasar. Di samping itu belajar bahasa berarti secara tidak langsung juga belajar sebuah budaya, proses belajar bahasa ibu ini akan selaras dengan pemahaman budayanya, sehingga disini anak juga akan memiliki proses belajar moral dan sikap (attitude).
2) Bahasa Asing (Bahasa Kedua)
Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnnya bahwa pengertian bahasa kedua (bahasa asing) adalah : Bahasa yang dikenal anak setelah mengenal bahasa ibunya, maka kembali ke pertanyaan awal, yaitu : Kapan sebaiknya anak Indonesia mulai belajar Bahasa Asing?
Jawabannya ada pada fase berikutnya, tahapan dimana anak siap untuk belajar apa saja, yaitu :
- membaca ; Membaca adalah gerbang ilmu pengetahuan, pada proses ini anak akan bisa membayangkan atau berimajinasi dengan baik apa yang mereka baca. Banyak sekolah bilingual atau bertema sekolah internasional memulainya dari tahapan ini. Dalam hal ini terjadi 2 pandangan umum, yaitu belajar bahasa asing dimulai setelah bisa membaca dalam bahasa ibunya atau bisa dilakukan bersamaan, yaitu belajar bahasa ibu dan bahasa asing sekaligus pada saat anak mulai belajar membaca. Menurut pendapat penulis, kedua pendapat ini bisa dilakukan dengan porsi-porsi yang sesuai. Tentunya porsi bahasa ibu harus lebih banyak dari bahasa kedua, artinya jika seorang anak bersekolah di sekolah bilingual atau bahkan tringual (belajar 3 bahasa sekaligus), maka peran orang tua di rumah adalah memperdalam bahasa ibu. Akan sangat keliru jika orang tua di indonesia pada tahapan ini malah menggunakan bahasa inggris di rumah, malah sebaiknya orang tua mengambil peran dalam mengembangkan pemahaman anak tentang Bahasa Asing yang mereka pelajari di sekolah kedalam Bahasa Ibu si anak. Kenapa pada tahapan belajar membaca ini tepat bagi anak untuk mulai belajar bahasa asing (bahasa kedua)? Karena pada fase awal anak telah belajar mendengar serta memahami bahasa ibunya, sehingga ketika anak mempelajari sesuatu hal yang baru, slot awal (bahasa ibu) sebagai memori dasar anak akan membantu logika anak dalam belajar, terutama dalam menggambarkan berbagai objek . Contoh kata Fish (bahasa inggris), selain memahami gambar yang mereka lihat, otak anak juga akan detail mengenai dimana ikan itu hidup, bentuknya , ciri-cirinya dan sebagainya, dari sini maka otak akan berkembang lagi ke warna ikan tersebut dan demikian seterusnya. Sekolah bilngual pada tahap dasar tentunya akan mengajari kosa-kata terlebih dahulu, cara pengucapannya dan sebagainya, maka belajar bahasa asing (bahasa kedua) pada fase ini adalah tepat.
- menulis ; Tahapan ini, anak akan belajar, mendengar, pemahaman dasar, membaca dan menuliskannya sekaligus. Jadi tahapan ini juga sangat tepat untuk buah hati kita mulai belajar bahasa asing (bahasa kedua). Dari hasil pengamatan penulis pada 20 anak, maka 18 anak diantaranya fasih mengucapkan dan memahami kosa-kata dan kalimat dasar, baik dalam bahasa ibu dan 1 bahasa asing (Bahasa Inggris) hanya dengan menonton film baik itu di CD, YouTube dan media lainnya, dalam hal ini malah orang tua sering kecolongan, artinya, tanpa mereka sadari , anaknya mengalami perkembangan pesat dalam bahasa, bahkan hal ini berlaku juga bagi anak yang tidak sekolah di sekolah internasional sekalipun.
- memahami dan mempraktekan kembali ; fase ini jelas untuk zaman sekarang sudah seharusnya diwajibkan. Mengingat era globalisasi saat ini yang menempatkan bahasa asing sebagai salah satu syarat utama untuk sukses.
- menjelaskan kembali apa yang telah dipelajari kepada orang banyak dan mengisnpirasi ; tahapan ini tidak perlu dibahas lagi, karena memang sudah seharusnya bahasa asing dikuasai, minimal 1 bahasa, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin dan sebagainya.
Kasus-kasus yang terjadi di Indonesia :
1) Dikutip dari Harian Merdeka bahwa Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dadang Sunendar mengatakan “Kami tidak ada anti bahasa asing, tapi harus tahu tempat dan waktu penggunaannya. Kami sedih dan prihatin karena dalam beberapa diskusi, ada malah anak yang tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia, padahal lahir dan tinggal di Indonesia,” katanya seperti dilansir dari Antara, Rabu (31/10). (Sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/kemendikbud-prihatin-ada-anak-tak-bisa-bahasa-indonesia.html)
Disini kita tidak berbicara mengenai masalah psikologis ataupun cacat bawaan yang menghambat anak dalam belajar bahasa ibunya, melainkan strategi yang kurang tepat, seperti :
- Orang tua yang melewati tahapan proses awal dengan lebih banyak penggunaan bahasa asing dirumah, bahkan mencampurkannya dengan sedikit bahasa ibu yang seharusnya
- Orang tua yang terlalu bersemangat agar anaknya bisa cas cis cus berbahasa asing
- Rasa nasionalisme orang tua yang tidak besar, mungkin dari faktor yang mereka lihat di dunia kerja mereka, sehingga membuat orang tua secara sadar ataupun tidak sadar memaksakan anak berbahasa asing pada tahapan awal belajar anak
2) Kutipan berikutnya dari Harian Tirto
“Penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan kaum muda, khususnya pelajar masih lemah, terlihat dari nilai UN [ujian nasional] yang cenderung statis, bila naik pun kisarannya masih tetap rata-rata di bawah angka enam,” kata Andoyo di Bandung, Sabtu (23/7/2016). (Sumber : “Akademisi: Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa Masih Lemah”, https://tirto.id/bvwk)
Dari kasus pada kutipan ini dapat dilihat bahwa, tahapan-tahapan proses belajar anak hingga usia belajar tidak maksimal, dimana kurang literasi , dalam hal menyimak, membaca, maupun menulis. Selain itu, juga saat ini semakin maraknya penggunaan bahasa asing. (Sumber : “Akademisi: Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa Masih Lemah”, https://tirto.id/bvwk ).
Belajar bahasa asing adalah hal yang sangat bagus, tetapi tentunya tahapan-tahapan yang dilalui anak juga harus bagus bukan?
Kesimpulan
Masih banyak sumber berita yang dapat dijadikan acuan pada tulisan ini. Kembali penulis tekankan bahwa belajar bahasa bukanlah sesuatu yang tidak bagus, bahkan sangat teramat bagus jika kita bisa menguasai banyak bahasa. Proses dan tahapan belajar lah yang perlu diperhatikan oleh orang tua, yaitu sesuai pertanyaan di awal tulisan: Kapan sebaiknya anak Indonesia mulai belajar Bahasa Asing? Apakah terlambat jika memulai pada masa remaja, atau bahkan setelah berumur 30 tahun misalnya? Tentunya tidak sama sekali, hanya saja pada usia-usia dewasa kita akan memerlukan motivasi yang lebih dibandingkan usia dini.
Penutup
Semoga tulisan ini bermanfaat, tentunya jika ada penulisan dan pemahaman yang salah penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, saran dan masukan pembaca sangat penulis butuhkan untuk berkembang lebih baik lagi.
Baca juga : Cara menjadi pembicara yang baik
Comments