Besaran dan Pengukuran IPA Kelas 7 Kurikulum 2013
Besaran dan pengukuran hampir tidak bisa dipisahkan dalam sains. Pengukuran adalah salah satu kegiatan yang banyak dilakukan dalam setiap percobaan sains. Sebab dengan melakukan pengukuran yang baik dan benar akan diperoleh nilai atau besarnya suatu besaran lengkap dengan satuannya. Untuk melakukan pengukuran yang baik maka diperlukan metoda dan ketelitian.
Besaran dan Satuan
Pada dasarnya, besaran merupakan segala benda atau sesuatu yang dapat diukur. Mengapa harus ada besaran? Karena di kehidupan sehari-hari, ternyata jenis besaran yang digunakan berbeda-beda. Besaran terbagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang nilainya sudah ditetapkan dalam Satuan Intersional (SI) dan tidak bergantung pada besaran yang lain serta besaran utama yang dapat diturunkan. Panjang, massa dan waktu adalah tiga contoh besaran pokok, masih ada besaran pokok yang lain tetapi akan dipelajari kemudian. Setiap besaran pokok memiliki banyak satuan, demikian juga dengan besaran-besaran yang lainnya. Setiap daerah kadang-kadang memiliki jenis satuan yang berbeda-beda, maka dari itu dibutuhkan satuan yang dapat menjadi standar internasional. Lihat tabel besaran pokok.
Contoh satuan panjang adalah : kilometer, meter, centimeter, inci dan lainnya. Satuan Internasional untuk panjang ini adalah meter dengan simbol satuan m. Demikian juga dengan massa dengan satuan beragam seperti Killogram (Kg), gram (g), dekagram (Dg) satuan internasional yang menjadi acuan di dunia adalah Kilogram (Kg). Contoh satuan waktu adalah : detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun satuan internasional (SI) nya menjadi sekon atau detik dengan simbol satuan (s) dan seterusnya (sesuai dengan tabel besaran pokok).
Besaran Turunan
Besaran turunan adalah satuan besaran yang merupakan turunan dari besaran pokok. Contohnya lewat perkalian atau pembagian dua besaran pokok, dan lainnya. Berikut tabel beberapa besaran turunan yang akan kita pelajari di kelas 7, 8 dan 9 :
Contoh :
- Luas adalah besaran turunan, karena didapat dari mengalikan 2 besaran pokok yaitu Panjang dan Lebar Luas = Panjang x Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.kan 3 besaran pokok yaitu Panjang, Lebar dan tinggi, dimana volume = Panjang x Lebar x tinggi , kita juga dapat melihat satuannya dimana satuan volume adalah meter kubik yang didapat dari satuan panjang (m) x satuan lebar (m) x satuan tinggi (m)
- Kecepatan adalah besaran turunan, karena didapat dari membagi 2 besaran pokok yaitu Perpindahan (jarak) dan waktu, dimana kecepatan = Perpindahan (jarak) dibagi waktu , kita juga dapat melihat satuannya dimana satuan kecepatan adalah meter/sekon yang didapat dari satuan perpindahan atau jarak (m) dibagi satuan waktu (s)
Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Pengukuran Panjang
Misalnya, kita melakukan kegiatan pengukuran panjang meja dengan pensil (lihat gambar). Dalam kegiatan tersebut artinya kita membandingkan panjang meja dengan panjang pensil. Panjang pensil yang kita gunakan adalah sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan.
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita).
Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm. Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.
Seperti pada gambar antara 5 dan 6 terdapat 5,1 – 5,2 – 5,3 – 5,4 – 5,6 – 5,7 – 5,8 – 5,9 baru kemudian 6 maka ukuran pensil adalah 5,6 .
Pengukuran dengan Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrup dapat mengukur lebih teliti dari mistar. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa. Untuk memahami bagaimana menghitung dengan jangka sorong dan mikrometer sekrup ini, silahkan perhatikan video di bawah ini :
Untuk lebih lengkapnya silahkan teman-teman download PdF Materi besaran dan pengukuran di kolom lampiran (attachment)