Kepemimpinan Situasional dalam memulai memimpin
Memulai petualangan dalam memimpin sebuah organisasi tentunya tidak mudah. Seperti yang telah kita bahas pada tulisan sebelumnya (lihat : https://www.senopatieducationcenter.com/online/gaya-kepemimpinan-dalam-sebuah-organisasi/ ) bahwa diperlukan gaya kepimimpinan yang tepat sebagai dasar pijakan untuk menentukan langkah selanjutnya.
Ada 4 (empat) gaya kepemimpinan yang biasanya disebut sebagai kepemimpinan situasional atau situasional leadership. Jenis Kepemimpinan ini dapat dijadikan acuan bagaimana langkah kepemimpinan selanjutnya. Situasional leadership ini dapat membantu seseorang, baik dia telah memiliki jam terbang dalam memimpin ataupun masih pemula dan belum memiliki jam terbang. Kepemimpinan Situasional ini didasarkan pada interaksi antara direction dan support. Apakah itu? mari kita bahas secara terperinci.
Penerapan Gaya Kepimimpinan Situasional dalam memulai memimpin
Secara umum penerapan ini dibagi menjadi 4 elemen, yaitu :
- Telling (Directing/Structuring)
- Selling (Problem Solving/ coaching)
- Participating (Developing/ Encouraging)
- Delegating
Mari kita bahas satu demi satu dari elemen-elemen diatas.
Telling (Directing/Structuring)
Elemen ini merupakan seorang pemimpin yang cenderung atau senang mengambil keputusan sendiri, memberikan instruksi yang jelas serta mengawasi secara ketat serta memberikan penilaian kepada mereka yang tidak melaksanakan instruksi sesuai yang dengan dia harapkan.
Gaya ini belum tentu tidak tepat, bahkan bagus untuk situasi tertentu. Berikut kekuatan dan kelemahan dari gaya ini :
- Kekuatan : Pemimpin memiliki kejelasan tentang apa yang dia inginkan, kapan harus dilaksanakan dan bagaimana caranya.
- Kelemahan : Gaya kepemimpinan seperti ini akan cenderung mendominasi semua persoalan sehingga menghambat kreativitas dan ide dari bawahannya tidak berkembang. Semua persoalan akan bermuara kepada pemimpin itu sendiri, bahkan sering memusingkan pemimpin jenis ini. Unsur kebergantungan kepada pemimpin dengan gaya ini pun akan menjadi tinggi.
Bagaimana cara kita menempatkan situasinya?
Terapkan gaya kepimimpinan ini untuk situasi :
- Ketika ada orang baru yang mempunyai pengalaman terbatas untuk menjalankan apa yang di minta. Seorang Pemimpin harus berupaya untuk membaca kemampuan dari bawahannya, jika orang yang akan diberikan tanggung jawab masih pemula, tentunya memberitahu secara detail, memberikan instruksi secara detail, mengawasi, memberikan penilaian sangatlah cocok. Selain Pemimpin mendapatkan hasil yang diinginkannya dia juga bisa memberikan pengalaman dan keahlian bagi bawahannya tersebut untuk menjalankan tugas berikutnya.
- Ketika ada orang yang tidak memiliki motivasi dan kemauan untuk menjalankan apa yang diharapkan. Mengatasi seseorang yang tidak memiliki motivasi akan tetapi memiliki potensi tentunya akan cocok dengan gaya kepemimpinan ini. Budaya di Indonesia sedikit unik, dimana seseorang perlu dipaksa terlebih dahulu, lalu menjadi biasa dan kebiasaan itu menjadi budaya. Arahan yang jelas, perintah yang tepat disertai dengan pengawasan dan penilaian akan mempengaruhi motivasi dari orang ini.
- Orang atau bawahan yang merasa tidak yakin dan kurang percaya diri. Sebagai contoh, terkadang jika kita ingin mengajarkan seseorang tentang sesuatu hal, kita harus menjerumuskan nya terlebih dahulu. Gaya kepemimpinan ini akan baik untuk bawahan tersebut baik dalam sisi psikologinya ataupun dalam harapan yang ingin dicapai seorang pemimpin.
- Orang atau bawahan yang sering bekerja di bawah standar. Bawahan seperti ini belum tentu bawahan yang tidak mempunyai potensi atau tidak tepat melakukan pekerjaannya. Maka gaya kepimpinan ini akan bagus diterapkan oleh nya.
Untuk menerapkan gaya, selain situasinya yang harus dicocokan juga instruksinya harus sangat jelas dan detail. Hindari untuk memberikan instruksi yang abu-abu ataupun plin plan. Bagaimana bisa seorang pemimpin hanya menyuruh tanpa memberikan arahan yang jelas.
Selling (Problem Solving/ coaching)
Gaya Kepemimpinan situasional ini adalah pemimpin yang bersedia membagi persoalan dengan bawahannya serta mendengarkan persoalan dari bawahannya. Bukan hanya itu, tetapi juga memberikan pengarahan mengenai apa yang seharusnya dikerjakan.
Penjabaran di atas terlihat seperti kepemimpinan yang sempurna bukan? akan tetapi gaya ini akan salah jika seorang pemimpin memakainya di situasi yang salah. Berikut Kekuatan dan kelemahan dari gaya ini :
- Kekuatan : Hadirnya keterlibatan bawahan dalam memecahkan suatu masalah dalam organisasinya sehingga selain mengurangi unsur kebergantungan pada pemimpin, keputusan yang dibuat akan lebih mewakili tim daripada pemimpin itu sendiri. Di sini akan rasa memiliki dan cinta dari setiap elemen yang ada di organisasi tersebut akan tumbuh.
- Kelemahan : Efesiensi dari proses pengambilan keputusan akan berkurang sehingga keputusan yang cepat dan dibutuhan seorang pemimpin bisa jadi terhambat.
Cara penempatan situasi yang tepat untuk gaya ini
Gaya kepimimpinan ini akan sangat tepat apabila dalam situasi :
- Orang atau bawahan yang respek terhadap kemampuan dan posisi pemimpin. Artinya jika seorang pemimpin telah memiliki rasa respek dari bawahannya. Gaya kepimimpinan ini tidak akan menjadi masalah karena kepemimpinan yang kuat dapat menyatukan visi sehingga pada saat dibutuhkan keputusan cepat bisa diambil pemimpin tanpa hambatan.
- Orang atau bawahan yang mau berbagi tanggung jawab dengan pemimpinnya. Tentunya seorang pemimpin harus berupaya dan terus belajar bagaimana menilai bawahannya yang mau bekerja, berkontribusi dan berbagi denga baik. Rasa Ego seorang pemimpin jelas harus terkendali di sini, karena banyak bawahan seperti tipe ini adalah orang yang mengerti dan paham tentang arti dari visi dan misi sebuah organisasi. Mungkin mereka terlihat vokal akan tetapi tetap searah dengan tujuan organisasinya.
- Orang atau bawahan yang belum dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kemampuan mendengar orang lain dari seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini jelas sangat tepat. Karena dengan mendengar apa hambatan dari bawahannya seorang pemimpin akan dapat memperbaiki bagaimana cara yang lebih tepat.
- Orang atau bawahan yang mempunyai motivasi untuk meminta pelatihan atau training agar dapat bekerja lebih baik. Tipe bawahan seperti ini tentunya akan tepat dengan gaya kepemimpinan ini dan kurang tepat untuk gaya kepemimpinan telling (directing/structuring). Orang yang merasa dirinya perlu bebenah diri tentu harus disambut oleh pemimpin yang baik.
Participating (Developing/ Encouraging)
Gaya Kepemimpinan ini adalah pemimpin yang memberikan kesempatan bawahannya untuk berkembang dan bertanggung jawab serta memberikan dukungan sepenuhnya mengenai apa yang mereka perlukan. Gaya kepemimpinan ini sangat cocok untuk kaderisasi pemimpin. Diperlukan jiwa kepemimpinan yang baik dengan mengesampingkan ego dalam melihat potensi bawahan di sini.
Gaya kepemimpinan seperti ini bukan berarti tanpa kelemahan. Mari kita bahas apa kekuatan dan kelemahan gaya kepemimpinan ini :
- Kekuatan : Kemampuan yang tinggi dari pemimpin untuk menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga bawahan merasa senang baik dalam menyampaikan masalah maupun hal-hal lain yang tidak dapat mereka putuskan. Pemimpin selalu memberikan kesempatan untuk berkembang, berinovasi, berkreasi dan berimajinasi.
- Kelemahan : Gaya kepemimpinan ini terkadang memerlukan waktu yang lebih banyak dalam proses pengambilan keputusan karena pemimpin harus selalu menyediakan waktu yang banyak untuk disikusi dengan bawahannya
Cara penempatan situasi yang tepat untuk gaya ini
- Orang atau bawahan yang dapat bekerja di atas rata-rata. Bawahan seperti ini tentunya tidak perlu berdiskusi terlalu lama dan cepat memahami maksud dari seorang pemimpin, maka gaya kepemimpinan ini tepat untuk digunakan.
- Orang mempunyai motivasi yang kuat walaupun kemampuannya masih harus ditingkatkan lagi. Kata Motivasi jelas menjadi sangat penting dalam sebuah organisasi. Keahlian bisa di asah, tetapi tidak adanya motivasi akan memerlukan perlakuan berbeda dari gaya ini.
- Orang atau bawahan yang keahlian dan pengalamannya sesuai dengan tugas yang diberikan. Sangat disayangkan jika seorang pemimpin melakukan gaya kepemimpinan dalam bentuk directing/structuring karena hanya akan membuat tipe bawahan ini menjadi mandul dan kemungkinan tidak akan bertahan.
Delegating
Dalam gaya kepemimpinan ini , seorang pemimpin akan memberikan tanggung jawab kepada bawahannya serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk memutuskan persoalan. Apakah kelemahan dan kekuatannya?
- Kekuatan : Terciptanya sikap memiliki dari bawahan atas semua tugas yang diberikan. Pemimpin akan merasa lebih leluasa untuk memikirkan hal lain yang memerlukan perhatian lebih banyak.
- Kelemahan : Gaya kepemimpinan ini apabila tidak diolah dan ditempatkan pada situasi yang benar, maka di saat bawahan memerlukan keterlibatan pemimpin, maka akan ada kecenderungan pemimpin akan mengembalikan persoalannya kepada bawahan meskipun sebenarnya itu adalah tugas dan ranah dari pimpinan.
Cara penempatan situasi yang tepat untuk gaya ini
- Orang atau bawahan yang mempunyai motivasi, rasa percaya diri yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Pemimpin yang mendapatkan bawahan seperti ini akan sangat tepat menggunakan gaya ini. Rasa percaya diri yang tinggi dibutuhkan untuk mencapai tujuan, jika pemimpin tidak dapat mengolah bawahan ini dengan baik maka sama saja dengan menumpulkan sebuah pedang yang akan dipakai untuk berperang. Kaderisasi dapat dimulai dengan bawahan tipe seperti ini.
- Orang atau bawahan yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai untuk mengerjakan tugas-tugas yang sudah jelas dan rutin dilakukan. Pemimpin sebuah organisasi adalah pemimpinnya para pemimpin. Bawahan seperti ini jelas akan tepat dengan gaya kepemimpinan ini.
- Orang atau bawahan yang berani menerima tanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang berat tentunya dibutuhkan tanggung jawab yang besar. Seorang Pemimpin yang baik harus jeli melihat tipe bawahan seperti ini.
- Orang atau bawahan yang kinerjanya berada di atas rata-rata bawahan pada umumnya. Pemimpin sebuah organisasi akan sering mendapatkan bawahan yang baik dan tepat untuk bidangnya. Akan sangat merugi jika seorang pemimpin salah dalam mengolah bawahan seperti ini. Apalagi lebih mementingkan ego pribadi nya dibandingkan dengan visi dan misi organisasinya.
Kesimpulan
Gaya kepemimpinan situasional dapat dijadikan acuan dasar bagi seorang pemimpin, baik dia pemimpin yang memiliki jam terbang tinggi ataupun pemimpin pemula. Semua penjabaran di atas diperlukan kejelian dan rasa selalu mau belajar dari seorang pemimpin, kenapa? Karena semua berhubungan dengan watak dan perilaku sesorang.
Seni kepemimpinan adalah harafiah setiap manusia, memimpin organisasi berarti sama saja dengan memimpin para pemimpin. Visi dan Misi sampai dengan ke AD ART organisasi harus jelas dan elegan dalam menyampaikan ke semua bidang kerja. Pemimpin adalah insan yang selalu mau belajar. Kata maaf jika salah dalam bertindak tidak akan mengurangi respek seorang pemimpin.
Penutup
Demikianlah gaya Kepemimpinan situasional ini sangat bagus untuk dijalankan oleh pemimpin yang berpangalaman ataupin pemimpin pemula. Akhir kata, penulis mohon maaf jika ada penulisan dan isi tulisan yang kurang tepat ataupun keliru. Saran, masukan, pertanyaan maupun kritik tentunya dengan senang hati kami terima pada kolom komentar demi pembelajaran kita bersama.
Senopati Center
Sumber bacaan/daftar pustaka :
- 13 Konsep Beyond Leasership, Djokosantoso Moeljono, Penerbit PT Elex Media Komputindo
- https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2022/02/04/gaya-kepemimpinan-yang-baik/
- https://www.futuready.com/artikel/entrepreneurship/gaya-kepemimpinan/
- https://www.pngdownload.id/
Baca juga :
Comments